Thursday, March 30, 2006

Happy birthday, dear!

Hari ini adalah indah rupanya. Bukan hanya karna penanggalan, tapi juga karna tiap detik ke detik, menit ke menit dan jam yang nyaris enggan beranjak. Terima kasih tuk siapa lagi kalau bukan ibunda Salmy Syah, yang 25 tahun lalu telah melalui perjuangan hidup dan mati untuk melahirkan seseorang yang special buatku.

Image hosting by Photobucket

Happy birthday, my dearest Andry. Mudah-mudahan diberkati selalu di tiap langkah dan bahkan neuron yang bekerja, agar tercipta banyak kebaikan di alur hidupmu. Setahun yang lalu dan sekarang, hari ini, sungguh adalah indah untuk bisa bersamamu.

ps : tidak seramai tahun lalu, tapi mudah-mudahan masih masuk hitungan special ya! =')

Sunday, March 26, 2006

Berbagi Suami

Akhirnya hari ini selesai juga project filmnya. Ah, walau environment tidak terlalu menyenangkan, tapi ada senangnya juga. Apalagi bisa sedikit memberi input pada orang-orang yang merasa dunia mereka tidak lebih luas dari per-akting-an.

Dari fatmawati tadi ke bazaar di Kemang. Duh, panas banget. Kalo gak udah janji mau dateng, mungkin sekali tadi jadwal sauna akan dilewatkan. Abis itu nonton Berbagi Suami di Citos. Duh, film yang kebanjiran pemain-pemain bagus. Sedikit sekali yang bisa dicela (selain semua sudah tahu, film tersebut menjual sensualitas dan seksualitas juga), jadi tak usah dibicarakan lah tentang adegan cium-raba-teruskan khayalan itu.

Beberapa yang patut di'bicara'kan adalah akting Dominique yang oke, selain badan yang WOW itu. Shanty memaksakan diri sekali dengan logat ndeso-nya, yang medoknya tidak merata dan hanya di beberapa bagian saja. Rieke Dyah sepertinya tidak biasa merokok karena rokok tidak benar-benar dihisap dan dihembuskan begitu saja 2 detik setelah dihisap (asal) nya. Plus bibir monyong pertanda amatirnya.

Ria Irawan good banget aktingnya. Duh, emang didikan teater beda banget deh. Jajang juga gila2an total, bener2 kualitas unggulan. Yang unik dari film tersebut adalah ketidak-dangdutan alur serta kalimat2 yang keluar dari mulut para pemain. Memang benar, film tersebut ingin 'menyadarkan' betapa repotnya punya istri lebih dari satu, melalui ironi yang dikemas secara manis berlapis humor.

Thursday, March 23, 2006

Tipe rumah idaman

Rumah, rumah dan rumah. Itu saja isi pembicaraan perempuan sekarang. Memangnya mudah apa menemukan pasangan yang siap ’membangun’ rumah? Belum lagi ditilik dari umur, sebagaimana usia rupanya tak menjamin kedewasaan.

Aku sekarang tidak punya tipe rumah idaman. Sebagaimana dulu aku ingin ada bagian atap yang terbuka persis di bagian tengah rumah. Biar sinar matari bisa masuk, menyeruak dingin dan malam yang sudah usai, mengisinya dengan kehangatan yang tak hanya bisa dilihat mata serta tak mampu diceritakan usai dengan kata-kata.

Sama halnya dengan halaman luas, tempat kaki-kaki kecil kan berlari. Bukan karna dikejar apa atau mengejar siapa. Tapi semata ingin bermain dengan degup jantung, ingin merasakan adrenalin naik dan nafas terengah-engah. Lalu semburat merah muda kan percantik pipi yang menggemaskan bagai sepasang apel yang ranum.

Atau mungkin dinding kaca, di sana dan sini. Agar semuanya transparan dan mudah dikontrol. Bisa jadi karna aku adalah control freak. Tapi tak apalah, mungkin nanti hanya ada dinding dengan warna-warna yang menyolok mata. Sumbangan seniman genit yang gatal dengan rumahku yang polos.

Karna aku tahu, tak ada gunanya punya tipe rumah idaman. Saat atap dan dinding tak melekat erat. Saat emosi belum bercengkrama sempurna dengan kasih dan komitmen. Saat aku masih belum tahu, bagian mana diriku yang ingin pulang.

Nanti, setelah bertahun-tahun mendatang, mungkin ku baru tahu. Esensi sebenarnya dari kata pulang. Dari apa yang terselamatkan di kubah yang tlah runtuh ini.

Kamar mandi dan air

Kata orang kamar mandi itu menginspirasi. Khususnya saat duduk buang hajat yang biasanya ditemani bacaan hari itu. Entah itu koran pagi, tabloid esek-esek, stensilan, atau komposisi dari sebotol shampo yang mudah dijangkau tangan. Buatku sendiri, yang paling indah dan nikmat adalah berdiri di bawah pancuran air.

Tidak hanya menginspirasi, bahkan saat aku memejamkan mata dan membiarkan air yang keluar dari pancuran dengan intensitas yang berbeda mengenai telapak tangan, aku seperti dilahirkan kembali.

Seperti tuna netra, yang belum kenal apa itu air. Bentuk yang tergambar di frame otak tentu beda dengan memasukkan tangan ke dalam baskom berisikan air. Dengan pancuran air yang perlahan itu, gelitikannya mencapai hati. Terus dan terus lagi. Hingga kencang nyaris menderu, dan dahsyatnya tekanan mematikan geli yang datang di awal.

Apapun yang ada di benakku seperti luntur. Menyadarkan bahwa semua ada tempat dan waktunya. Dimana spasi otak itu penting, sama halnya white space di serentetan kalimat. Otakku jenuh dan jengah, akan rutinitas yang membelenggu. Dan semua terselesaikan begitu saja, sesederhana itu pula.

Wednesday, March 22, 2006

Little Darren

Hari ini merasakan betapa menyenangkannya menjadi anak kecil. Mungkin hampir sejam aku main2 sama Darren. Si ketjil lucu yang sudah bisa bicara, dan tentu memanggilku 'tante marmut'! Pertama kita main tendang2 balon, yang dilanjutkan dengan gitar2an, lalu sehabis makan dan ngeliatin dia minum sebotol air madu (plus essence zat hijau daun) kita mainan kotak pandora berisi binatang dan mobil2an. Sebagai penutup yang indah, setelah acara foto2 'ayo kita narsis yuk', aku menyaksikan Darren bermain drum (dengan tempo yang sudah terbaca) mengiringi lagunya Radja..oh la la...kamu lucu kali nak! Sama seperti si om..

Image hosting by Photobucket

Image hosting by Photobucket

Tuesday, March 21, 2006

Film RUANG

Hari ini sepertinya sedang tidak enak badan. Baru kerasa kalau sudah pulang ke rumah. Tapi ada satu resensi film yang pantas tuk diperhatikan. Akhirnya tadi sempet nonton RUANG. Film yang dibintangi Wingky Wiryawan, Luna Maya dan Adinia Wirasti ini cukup pantas ditonton dalam keadaan tidak terburu-buru.

Akting semua pemain, termasuk Reggy Lawalata nyaris prima. Terutama lokasi pemilihan adegan yang ruarrrrrrr biasa indahnya. Setelah diproses apalagi, duh warnanya itu loh! Sephia beratsss. Apalagi adegan senja di bukit dan di pantai. Mungkin yang mengganggu hanya cara berbicara si peran ibu dalam adegan (yang membacakan isi surat) karena seperti sedang membaca Pancasila. Dan kisahnya biasa-biasa saja. Hanya kisah percintaan tok.

Sunday, March 19, 2006

Hari ini hari kedua shooting film AFI. Cuma satu scene gara2 gak keburu. Tapi surprisenya dong, si cumy ikutan! hahaha..emang enak sering nyela2 cw centil sekarang mesti jadi cw centil beneran? hahaha.."Dit, 4 kali 4 berapa?", setelah dijawab enam belas, dia berkata "Sempat gak sempat, balas ya!". Huahahaha...!! Mending jadi guru matematika killer deh...hahaha..

Dari kemarin dan hari ini, benar-benar merasa bahwa di tengah kesadaran kita tidak bisa menggeneralisasikan orang, masih ada saja sebagian orang yang merasa paling hebat. Lebih baik berbicara dengan orang tua akan hal-hal sepele yang beranjak bertele-tele. Ini tentu dibandingkan dengan pembicaraan kosong dengan mereka yang sebaya.

Entah apa indahnya dunia menganggap dunia sendiri sudah paling hebat. Tidak lebih lebar dari daun kelor, dengan jaringan sinetron pun film sebagai tulang daunnya. Rupanya lebih berani dan jagoan orang-orang di luar layar, yang menjadi orang hebat atas namanya sendiri. Dibandingkan menjadi orang lain di sebuah alur cerita buatan.

Sekali lagi, ini bukan generalisasi. Aku yakin hanya sebagian orang saja yang tidak tahu, bahwa Menado yang terkena longsor bahkan bisa dibicarakan selepas jam 12 malam di Circa. Mungkin bukannya mereka tidak bisa berkembang. Mereka seperti tidak mau berkembang. Mungkin..

ps : mereka berhutang sepasang alis lebat yang kini sudah dikhawatirkan kesuburannya hiks
Hari ini hectic sekali. Ngurusin peserta FGD untuk kel marketing research, membajak cumy yang berdomisili di bekasi, tika yang baru tidur jam 8 pagi, marine magya yang tinggal di dekat rumah, semuanya untuk FGD jam 10 pagi (yang molor jadi jam 11an) di kampus tercinta. It was fun, karena bisa ngebrel2 mulu aja gak jelas sama neng tika, marina magya yang kompak nguliahin masalah percintaan dan cumy yang manggut2..jadi ttg FGD sandal Abbe agak2 terbengkalai deh..hahaha..

Image hosting by Photobucket

Siangnya ke SMK 20 dkt rumah neng tika, ada shooting FTV. Hm, gak nyangka juga bakal terjun ke bidang yang satu ini. Paling gak chapter yang kemarin ada andilnya juga. Just wait and see, m'kay? Makasi cumbro dan alaska yang berbaik hati menemani yah =')

Image hosting by Photobucket

Thursday, March 16, 2006

Hari ini jadi hari meeting sedunia! Di kantor meeting foto cover dan theme story. Di citos meeting bersama pemikir-pemikir handal (dan masih tetap menjadi pemikir) yang mengaku mempunyai saham bersama Device Magz. Malam rapat lagi deh sambil makan seafood fatmawati. Entah itu kaitannya dengan Sub Rosa, grafiti, atau kepuasan batin ya? hahaha..

Damn, hari ini gerah gila! Agak2 gak bisa tidur nih kayaknya karena ada yang sedikit gantung. Hu hu hu...ah, mumpung belum lupa. Hari ini juga tadi audisi dan daftar buat les vokal di Farabi. Mudah2an sekali ini tidak angot2an. Masih ada kecanduan yang luar biasa pada inovasi yang dinamakan donut J-Co. Sepertinya sebuah antrian memang menambah hasrat yang biasa menjadi luar biasa. Lah, berarti orang ke dokter untuk alasan yang sama dong! hahaha...

Image hosting by Photobucket

Wednesday, March 15, 2006

Senang oh senang

Rupanya rasa senang, sedih, puas, cemas, dan teman-temannya memang hanya sepanjang penggaris. Yah, sebenarnya bukan ukuran penggaris yang dipakai aku dan agung pada pembicaraan malam itu, tetapi mumpuni lah. Sebuah pemikiran yang benar adanya.

Hari ini kita dapat kerjaan, pasti senang. Besok naik gaji, traktir teman-teman dan keluarga. Ya pasti senang. Tapi ukuran senang itu cuma segitu-gitu aja. Yang lebih ’nampol’ rasa sedih misalnya. Ada teman yang bukan main sedihnya karena ditinggal mati bapaknya, lalu dia meraung-raung. Habis dimakamkan, ya sudah. Berulang lagi ketika giliran ibunya. Sehabis acara pemakaman, ya sudah. Kembali lagi ke kegiatan sehari-hari.

Contoh yang terekstrem digunakan oleh agung. Yaitu ukuran kepuasan nafsu. Lah, kalau mentok2nya yang namanya gunung kepuasan itu segitu, mau sama siapa pun juga, dalam keadaan apapun juga (yang katanya kalau kurang kan bisa nambah terus) ya emang cuma segitu juga rasanya. Betul juga yah?

Mungkin esensinya ada di rasa yang katanya mbo’ jangan terlalu dirasai-rasai. Dibuat-buat gitu. Sedih ya sedih. Seneng ya seneng. Tapi ngono ya ngojo ngono. Setelah dipikir-pikir, sedih juga ya kalau hidup lurus aja, karena ternyata mencari kebahagiaan yang tiada habisnya itu ya cuma segitu aja rasanya.

Inti hidup mungkin adalah menjalani patron yang sudah ada. Dan buatku sekarang, ada yang lebih indah dari membahagiakan diri sendiri (yang nyatanya cuma sebentar sekali efeknya). Mungkin membahagiakan orang lain, membuat orang lain nyaman, membantu orang lain, efeknya akan menetap lebih lama di hatiku.

Saturday, March 11, 2006

Sebuah pencerahan

Saturday, jam segini di rumah dengerin Love Life-nya om Morrisey. Pernah tahu rasanya berada di sini, menjejak di sini, dan setengah lainnya entah terbawa di mana? Mungkin di atas pesawat, mungkin di negara lain, mungkin di khayal aku saja. Seperti tahu bahwa tidak pernah ada tanda titik bila kita berkata it's not over yet, the whole story is not over yet since i'm here, still breathing in this damn world.

Belajar dari pengalaman yang tidak selalu menyenangkan. Temanku yang keras itu selalu berkata, swallow it hard, swallow it hard and move. You're still alive. Dan sekarang penerapan itu semakin indah rasanya. Bila dia melakukan A, B sampai X sekalipun, terkadang karena dia memang harus melakukannya (tidak berlaku untuk kamu yang mengambil keputusan sepihak dan dalam keadaan begitu banyak pilihan!). Bukan berarti sayang berhenti di situ kan? Toh apa sih yang tersisa kalau rasa sudah tidak ada?
Hari ini jadi pengawas UTS. Kadang suka lupa kalau di S1 jarang ada open book, jadi tadi dengan santai masih 'mempersilahkan' mereka mengintip. Lewat lima menit, oh my God! Ini kan bukan S2 yang mau open book pun tidak akan bisa nyontek, plagiat apapun namanya melihat jawaban yang super duper panjang (dan analisis kali'!). Kesadaran yang nyaris terlambat ini sepertinya membuat mereka bt hahaha...

Image hosting by Photobucket

Siangnya nonton film Ekspedisi Madewa, yang agak-agak (banyak) kurangnya nih. Di bagian depan serasa nonton Babad Tanah Jawi dan please dong jangan memaksakan diri dengan budget terbatas membuat film tentang penelitian yang mengharuskan adegan lab-pemeriksaan-dll yang pasti kampring banget dengan tekhnologi pembuatan film yang belum terlalu oke. Akting lumayan banget kecuali satu tokoh anaknya profesor yang kesan galaknya terlalu dibuat-buat dan dialog yang rada metropolitan. Audio sedikit memelas dengan suara atmosfer yang menyaingi pembicaraan. Tapi ya sudahlah, masih ada tampang-tampang yang menghibur mata.

End up di citos dengan komposisi masa lalu yang rada aneh. Ada cumy dan ferly. Tapi lalu berdatangan secara tidak sengaja batur, ncrit, dedy. Pinacolada yang masih menyenangkan walau dengan ke-sungkan-an yang (cukup) wagu. Hahaha.....just kidding!

Tuesday, March 07, 2006

Coming home feeling

Hari ini Alto pulang, it's getting bigger and stronger. Seharusnya juga saya. Tapi rupanya saya masih tetap sama. Bahkan mungkin sebenarnya bisa lebih dalam lagi. Hanya path-nya berbicara lain. Saya satu-satunya yang tidak berubah. Masih saya yang dulu, tepatnya di hari minggu itu.

Monday, March 06, 2006

End of season

I am back. Dengan semua kejayusan tingkat tinggi yang memadai untuk kelas seserius EM IX. Bagaimana gerakan Toyota di pasar Jepang, US dan Eropa? Kemudian indahnya pemikiran ala tralili kembali melesak dan mengeluarkan pernyataan sebagai berikut; sudah untung mereka tidak mencoba pasar Indonesia. Akan mati strategi dia dengan adanya pasar jumat, pasar minggu, pasar pagi, pasar baru, dll. Damn! Yup saya yang lama sudah kembali, dengan pernak pernik tawa yang mengisyaratkan masa berkabung sudah usai.

kesabaran

Kata aline yang disampaikan pada aji,
mukaku mirip patung bunda maria..

Ya, tolong digaris bawahi pada kata patung,
karna bisa dapat seujung jempol kesabarannya saja,
sudah syukur-syukur minta ampun saya.

Sunday, March 05, 2006

lovely weekend

Weekend yang penuh dengan ngebrel-ngebrel sambil ningkring (bhs tongkrongan AC), mencari jati diri di tengah menderunya permasalahan yang ada. Jumat makan seafood fatmawati, tadi juga. Duh, siapa cih yang lagi ngidam? Hahaha...senangnya tadi mendapat banyak kuping dan mulut tambahan baru, untuk sekedar bertukar tips dan trik susahnya menjalin hubungan. Disebutkan namanya tika dan tepy. Serta dua orang lagi yang tidak jelas mondar mandir, mr. klik dan roma anthony.

Btw hari sabtu kemarin pertama kalinya saya deg2an motretin acara siramannya orang (ya emang siapa lagi masa monyet?). Duh klo gak ada si andry nyang baik hati entah jadi apa nasibku..hihihi...

Image hosting by Photobucket

Image hosting by Photobucket

Aku yang bukan saya

Aku ingin meraih kembali hidupku. Semua yang habis terbakar oleh amukan marahmu, hingga jadi potongan-potongan frame aku dan bukan kita. Aku ingin bernafas lega tanpa segumpal tanya di dada. Biar saja semua begini, seperti apa yang kamu mau. Mungkin sedikit banyak aku mengomel, menyakiti diri sendiri dengan harap yang pernah ada, tapi paling tidak aku masih hidup. Membuatku kuat, perlahan tapi pasti. Jadi pelan-pelan saja, waktu itu masih semu di mataku, dan untungnya ingatanku sangat terbatas.

Selangkah lagi

Ada yang bilang saya berubah. Mungkin saya hanya bisa bilang saya bergeser. Untuk sementara dan dalam memperjuangkan sebagian diri saya yang hilang. Agar saya bisa bertahan, dan nanti-nantinya kembali pada saya yang lama. Saya yang menjalani semua dengan nafas dan lompatan stacatto pada degup jantung.

Tidak akan lupa pada tangis semalam. Bermimpi yang begitu dekat bagai 1 cm di depan muka, dengan suara yang begitu bercokol pada gendang telinga. Mimpi menangis dan terbangun dengan sakit hati yang masih menempel. Lalu dilanjutkan dengan nyata-mimpi-nyata dan setetes hangat turuni lereng pipi.

Mungkin itulah penjabaran dari kata sayonara.

Saturday, March 04, 2006

Sedikit sisa rasa

Takut, ingin menggenggam abu, dari kertas memori yang terbakar amarah. Marah-marah, mu pada ku, atas usia yang berjalan dengan tik tok waktu yang terlalu cepat, atas retakan pada darah yang kau bawa, atas coreng moreng kanvas hati putihmu, atas kecilnya duniamu yang hampir semua tlah kau jajaki.

Entah apa yang tersisa, dari semua kecup sayang rindu, yang kusematkan bahkan pada udara yang kau lewati. Masih ada mimpi, dari harap yang dikuota begitu saja, dipotong di bagian klimaks, aku dengan langkah tergantung.

Kejemuan, ketakutan akan spasi diri, akan ikat mati adalah milikmu. Aku punya alibi, dan rasa serta janji sebagai pembela. Mana kesempatan untuk bicaraku? Pengadilan macam apa ini?!

Komposisi terbaik

Selamat datang rasa sakit,
kini kubuka pintu hati lebar-lebar,
yang katanya adalah pengusir terampuh,
tumbuh dari kepasrahan diri.

Selamat datang rasa sakit,
patah hati, rasa kecewa,
pengkhiatanan atas janji,
penuhi saja biar penuh,
dan tak ada ruang untuk si putus asa.

Wednesday, March 01, 2006

a quality lunch

Tadi subuh saya terbangun dengan tampang meringis. Heran ada apa dengan turunan penyakit yang satu ini, sama dengan my daddy, kalau lagi stres aka banyak pikiran pasti larinya ke perut. Tapi entah kenapa saya tidak bisa menghindari asam dan pedas secara tidak disengaja. Seperti hari ini contohnya, makan siang di poke sushi-crunchy spicy salmon plus kecap dan bumbu cabe super lezatnya. Makan sore di thai express-laksa dengan kuah nya yang aduhai pedas. Plus malam makan chicken katsu dengan sambel indah menangkring di ujung piring. Ampun deh! Maaf ya perut sayangku...

Image hosting by Photobucket

Lunch di poke sama dea

Ada apa dengan sekitar? Rasanya senang sekali mendengar febry teman sekelas di PM akan menikah januari depan, dan satu lagi kejutan yang menyenangkan dari ramadhani zulfianto aka dani yang rupanya sudah bertunangan tanggal 15 februari kemarin. Mungkin itulah yang menyenangkan dari sebuah rumah yang dibangun dari mimpi bersama. Tidak ada keterpaksaan dan tentu tidak dijalani dengan setengah hati.